MAKASSAR - Maraknya warga Makassar dan sekitarnya berburu hewan tokek untuk dijual kepada pembeli dengan harga Rp2,5 juta hingga RP5 juta/ekor dengan berat tiga ons, karena binatang merayap ini akan diramu menjadi obat yang bisa menyembuhkan penyakit AIDS.
Padahal, kata Kepala Biro Bina Napza dan HIV/AIDS Sulawesi Selatan, Dr dr Djoko Dwi Purnomo di Makassar, Selasa, sampai sekarang ini belum ada hasil penelitian yang dilakukan para ahli pembuat obat di Singapura yang menyatakan tokek bisa menyembuhkan penyakit AIDS.
Sejak adanya penanyangan di layar televisi swasta bahwa tokek merupakan salah satu binatang yang sangat mu’jizat untuk penyembuhan penyakit aids, banyak warga di daerah ini berlomba-lomba menangkapnya karena tergiur dengan harga yang ditawarkan pembeli yang juga warga keturunan yang tinggal di jalan Veteran Selatan, Makassar.
"Saya kaget kok warga spontan menanggapi hal ini untuk menjadikan binatang tersebut sebagai mata pencaharian yang menjanjikan keuntungan yang besar, sementara penemu obat aids dari bahan baku tokek itu sendiri masih dipertanyakan apa iya atau hanya sekedar isu," ujarnya.
Sebab, jika tokek benar-benar akan dijadikan obat penyembuh yang mujarab bagi penderita penyakit yang mematikan jiwa manusia ini, tentu akan dipublikasikan secara luas bagi penemunya ke dunia internasional.
"Nama penemu obat yang memanfaatkan tokek sebagai obat yang bisa menyembuhkan penyakit aids tersebut hingga saat ini masih ’kabur’ dan belum jelas sehingga harus diwaspadai jangan sampai warga akhirnya dirugikan sebab mata pencaharian utamanya ditinggalkan," harapnya.
Tetapi, lanjutnya, jika benar bahwa penemu obat di Singapura yang menyatakan tokek mampu menyembuhkan penyakit aids yang dibuktikan melalui hasil penelitiannya serta diakui dunia, maka harus diacungi jempol karena selama ini para ahli obat di Amerika dan Australia belum mampu menghasilkan obat untuk penyakit ini.
"Mudah-mudahan penemu obat ini betul adanya sehingga masyarakat luas bisa lega karena sudah ditemukan obat penyembuh penyakit aids," harapnya seraya menyatakan, sejak kasus aids mencuat hingga sekarang belum ada obat penawarnya sehingga bersyukurlah masyarakat dunia jika tokek yang diburu warga Makassar akan dijadikan bahan baku obat tersebut.
Sangnging, ibu rumah tangga tinggal di jalan Singa, Makassar, mengakui sudah pernah didatangi salah seorang pembeli jika dirinya memiliki binatang merayap di rumahnya dengan harga RP2,5 juta untuk berat tiga ons.
"Saya bilang pada pembeli bahwa di rumah ada tokek tetapi yang tangkap bapak yang mau beli," katanya saat dikonfirmasi bahwa dirinya pernah didatangi salah seorang calon pembeli namun setelah melihat binatang merayap itu di tembok dan memperkirakan beratnya tidak sampai tiga ons langsung pembeli mengurungkan niatnya.
Sementara itu, Daeng Tata, warga jalan Andi Tonro mengungkapkan bahwa pembeli maunya tokek yang akan dibelinya tidak cacat seperti ekor hilang atau kulitnya terkelupas tetapi harus utuh.
"Kalau pun utuh tapi beratnya tidak sampai tiga ons tidak akan dibeli jadi sia-sia saja kita menangkap tokek yang kebetulan keluar dari persembunyiannya dari atas plavon ke tempok kemudian berhasil ditangkap dengan susah payah itu," ujarnya dengan rasa kecewa saat memperlihatkan hasil buruannya yang tampak cacat dan tidak memenuhi berat yang diinginkan si pembeli.
Hah..., Ada Hewan Penyembuh Aids???
Abdul Rochim, Senin, 02 November 2009
Label:
Kolom Kesehatan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Kita tunggu saja hasil penelitiannya. Di desa banyak tokek. Bisa jadi profesi baru nanti pemburu tokek